- Policy Conference 2024
- Market Town 2024
- MANAGEMENT TRAINEE Career Week 2024
- Webinar ReFresh Your Lifestyle
- PENANGANAN PENYAKIT DIABETES, KANKER DAN AUTOIMUN
- Deakin Open Day in Bali
- Deakin Open Day in Jakarta
- INTERNATIONAL SEMINAR SERIES
- Moderasi Beragama Mencari Bintang 2024
- Upgrade Your Skills with PT Jeap Karya Asih
Buku dan Kebahagiaan
Keterangan Gambar : Bedah Buku Bunga Mimpi di Taman Dalail
Dalam seminggu ini, saya membaca kisah-kisah orang yang bermimpi Nabi ("Roaitun Nabi" karangan Abdul Majid Ahmad Abdul Majid) dan ulama-ulama yang berjumpa Nabi dalam keadaan terjaga ("Ikromul Qaum" karangan Nanal Ainal Fauz). Kedua buku/kitab tersebut, saya rasakan, berhasil menambah level mahabbah. Saya harus bersyukur untuk ini.
Hari ini, saya mendengarkan apresiasi dari Ning Ihdina Sabili terhadap buku "Bunga Mimpi di Taman Dalail". Yang saya tangkap, beliau merasakan bagaimana "mahabbatur rasul" itu terasa, atau bertambah, setelah membacanya. Tentu saja, saya semakin berbahagia karena telah menjadi bagian dari penulis di buku itu.
Bagi sebuah buku sebagai produk, laris di pasaran adalah salah satu indikator kesuksesannya. Akan tetapi, yang lebih dari itu, terutama bagi penulis-penulis tertentu, ada kesuksesan lain yang lebih diharapkan, yaitu "menginspirasi". Buku yang menginspirasi akan berdampak lebih jauh dan lebih lama, bahkan dapat mengubah sudut pandang banyak orang ke arah yang lebih baik.
Baca Lainnya :
- International Conference on Environmental Health 20230
- The G20 Presidency: A Critical Role and Robust Global Cooperation to Achieve a Net-Zero0
- Peran Psikologi Forensik di Indonesia1
- Sparkling Women (Ibu Kunci Rumah Bahagia)0
- Be a Global Student: Study Abroad with Scholarship3
Nah, berdasarkan penuturan orang-orang yang sampai kepada saya, baik secara langsung atau melalui perantara orang lain, saya berada di posisi seperti ini. Lagi-lagi, saya semakin bahagia. Puncaknya adalah ketika ia telah berhasil mengubah sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupan rumah tangga sehingga seseorang (maupun pasangan) tidak sekadar larut dalam cinta, melainkan memancarkannya kembali kepada orang lain, bahkan kepada makhluk di sekitarnya. Dengan begitu, tak ada cinta yang benar cinta kecuali ada mahabbatur rasul yang melingkupinya.
Sumber tulisan: Facebook M. Faizi