- Webinar Leadership in Crisis
- ANESTESI - OBSTETRI DAN PEDIATRIC
- Research Proposal Topics - Series Pemula
- KONSEP TASAWUF SYAIKH IBRAHIM AL-MATUBULI
- UNIVERSITY APPLICATION DAY!
- Upgrade skill Bahasa Inggris kamu di Kampung Inggris Pare
- PMB FKIP Unmas Denpasar
- Mission: Possible Resep Berbuka Sehat
- Pelatihan Digital & Social Media Marketing
- INDONESIA REGIONAL COMPETITION 2025
Buku dan Kebahagiaan

Keterangan Gambar : Bedah Buku Bunga Mimpi di Taman Dalail
Dalam seminggu ini, saya membaca kisah-kisah orang yang bermimpi Nabi ("Roaitun Nabi" karangan Abdul Majid Ahmad Abdul Majid) dan ulama-ulama yang berjumpa Nabi dalam keadaan terjaga ("Ikromul Qaum" karangan Nanal Ainal Fauz). Kedua buku/kitab tersebut, saya rasakan, berhasil menambah level mahabbah. Saya harus bersyukur untuk ini.
Hari ini, saya mendengarkan apresiasi dari Ning Ihdina Sabili terhadap buku "Bunga Mimpi di Taman Dalail". Yang saya tangkap, beliau merasakan bagaimana "mahabbatur rasul" itu terasa, atau bertambah, setelah membacanya. Tentu saja, saya semakin berbahagia karena telah menjadi bagian dari penulis di buku itu.
Bagi sebuah buku sebagai produk, laris di pasaran adalah salah satu indikator kesuksesannya. Akan tetapi, yang lebih dari itu, terutama bagi penulis-penulis tertentu, ada kesuksesan lain yang lebih diharapkan, yaitu "menginspirasi". Buku yang menginspirasi akan berdampak lebih jauh dan lebih lama, bahkan dapat mengubah sudut pandang banyak orang ke arah yang lebih baik.
Baca Lainnya :
- International Conference on Environmental Health 20230
- The G20 Presidency: A Critical Role and Robust Global Cooperation to Achieve a Net-Zero0
- Peran Psikologi Forensik di Indonesia1
- Sparkling Women (Ibu Kunci Rumah Bahagia)0
- Be a Global Student: Study Abroad with Scholarship3
Nah, berdasarkan penuturan orang-orang yang sampai kepada saya, baik secara langsung atau melalui perantara orang lain, saya berada di posisi seperti ini. Lagi-lagi, saya semakin bahagia. Puncaknya adalah ketika ia telah berhasil mengubah sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupan rumah tangga sehingga seseorang (maupun pasangan) tidak sekadar larut dalam cinta, melainkan memancarkannya kembali kepada orang lain, bahkan kepada makhluk di sekitarnya. Dengan begitu, tak ada cinta yang benar cinta kecuali ada mahabbatur rasul yang melingkupinya.
Sumber tulisan: Facebook M. Faizi
